Sarat akan Makna, Candi Putih Dibuka untuk Wisata


ZAGS -- Candi Putih yang terletak di kota Solo merupakan salah satu candi yang masih difungsikan sebagai tempat pemujaan dan pilihan destinasi wisata.

Candi Putih adalah candi yang terletak di dalam area Vihara Dhamma Sundara. Candi ini beralamat Jl. Ir. H. Juanda No. 24-B Pucangsawit, Solo, Jawa Tengah. 

Dilansir dari laman Summer Ballads Candi Putih ini  didirikan oleh Sundara Husea dan diresmikan pada tanggal 24 Maret 2002.

Menurut salah satu Pandita Muda, Johny Chandra (60), Candi Putih merupakan replika dari Candi Sewu. “Candi Putih ini dibangun oleh Sundara Husea yang merupakan sponsor utama pembuatannya. Setelah dibangun Vihara, baru beberapa tahun kemudian dibangun Candi Putih. Candi putih yang dibangun merupakan replika dari Candi Sewu,” kata dia pada (12/10/2019).

Pandita merupakan pemuka atau pimpinan ajaran agama Buddha.

Dari pengamatan wartawan Zags di depan pintu masuk Candi Putih juga terlihat patung laki-laki dengan menggunakan jas yang menurut Pandita, patung tersebut merupakan patung dari Sundara Husea. Dibangunnya Patung Sundara Husea merupakan bentuk penghormatan sebagai sponsor utama Candi Putih dan Vihara Dhamma Sundara.

“Stupa ini hanya dibuka 5 kali dalam setahun, yakni pada Hari Raya Waisak, Maghapuja, Asadha, Khatina, dan perayaan ulang tahun Vihara. Candi Putih ini berdiri dibawah naungan Yayasan Abdi Dharma Surakarta yang dikelola oleh swasta,” kata Pandita Johny.

Kegiatan mingguan pun rutin dilakukan di sini, yakni pada hari Minggu pukul 10:00 WIB kebaktian, hari Selasa pukul 20:00 WIB meditasi, dan hari Jumat 19:30 WIB meditasi. Ada juga kegiatan  bulanan berupa Dhammaclass.

Dhammaclass yang diadakan semacam seminar untuk memperdalam ajaran agama Buddha.
Meditasi dilakukan tak hanya oleh umat Buddha namun juga bisa dari berbagai kalangan. “Karena meditasi yang dilakukan tidak ada ritual-ritual khusus, jadi semua orang boleh meditasi di sini. Meditasi dilakukan murni untuk mendapatkan ketenangan batin,” tambah Pandita Johny.

Selain itu, menurut Pandita Johny Candi Putih ini juga digunakan sebagai tempat pemujaan kepada Sang Buddha. Menurutnya di dalam Candi putih ini terdapat bulu mata peninggalan dari Sang Buddha.
Pemujaan yang dilakukan merupakan bentuk terima kasih, bentuk penhormatan, dan memperdalam keyakinan umat Buddha terhadap ajaran agama Buddha.  

“Candi ini dibangun dengan bentuk yang bagus, penuh dekorasi, dan ciri khas yang tentunya terdapat simbol-simbol juga. Tata cara yang dilakukan adalah dengan Pradaksina yaitu mengelilingi candi sebanyak tiga kali sebagai bentuk pemujaan. Tata cara tersebut seperti salah satu tradisi yang dilakukan di India. Karena Buddhism ini berasal dari India kita juga melakukan hal yang sama,” ungkap Pandita Johny.

Ia juga menegaskan bahwa umat Buddha tidak menyembah patung, namun hanya sebagai bentuk penghormatan dan ucapan terima kasih bahwa telah ada ajaran agama Buddha.

“Candi ini adalah salah satu simbol untuk mengenang pimpinan agama, jadi tidak disembah seperti menyembah berhala yang diminta-mintai sesuatu itu bukan. Hanya untuk memberikan penghormatan dan terima kasih saja, serta bersyukur bahwa telah ada agama Buddha,” tegasnya.

Pengunjung yang datang ke Candi Putih ini tak hanya dari orangyang beragama Biddha saja, namun juga dari berbagai kalangan. Menurut Pandita Johny Candi Putih sudah dicanangkan oleh pemerintah kota Solo sebagai salah satu destinasi wisata. “Dalam kalender pemkot (pemerintah kota) terdapat gambar Candi Putih sebagai salah satu destinasi wisata,” ujar Pandita Johny.

Semua pengunjung boleh melihat-lihat atau berfoto di area candi sesuai dengan batas yang sudah ditertera.


Sumber : Summer Ballads
Foto : Sumber:Dok/Zags/Ardea
Penulis : Ardea Ningtias Yuliawati
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Recent Posts

Label