Melihat Sejarah dari Radya Pustaka


ZAGS-- Mungkin tak banyak yang tahu, Museum Radya Pustaka merupakan museum tertua di Indonesia. Museum Radya Pustaka  terletak di tengah kota Solo.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kebudayaan tahun 2019 menunjukkan bahwa di Indonesia  pada tahun 2018 memiliki 435 museum. Sedangkan di Jawa Tengah,  terdapat 54 museum. Museum Radya Pustaka pun menjadi salah satu di antaranya

Dilansir dari berbagai sumber, Museum Radya Pustaka di dirikan pada tanggal 28 Oktober 1890 pada zaman Sri Susuhunan Paku Buwono IX oleh KRA Sosrodiningrat IV, Pepatih dalem Keraton Surakarta.
Museum ini kemudian dipindahkan ke lokasi yang sekarang ini pada 1 Januari 1913.  Di tahun 2019, Museum Radya Pustakan genap berusia 129 tahun.

Dulunya museum Radya Pustaka merupakan rumah peninggalan seorang warga Belanda yang bernama Johannes Busselaar.

Museum Radya Pustaka buka mulai hari Selasa sampai Minggu pukul 09.00 – 16.00 WIB. Jika berkunjung ke museum ini, pengunjung tidak akan dipungut biaya apapun, hanya mengisi buku tamu di meja registrasi. Setelah itu, pengunjung akan dipersilahkan untuk masuk dan diperkenankan untuk mengambil gambar.

Museum yang bertempat di Jl. Slamet Riyadi, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah ini memiliki berbagai koleksi peninggalan sejarah.

Koleksi yang terdapat di museum ini di antaranya, berbagai macam arca, pusaka adat, wayang kulit, dan buku-buku kuno.

Pengamatan yang dilakukan oleh wartawan Zags, sebelum memasuki pintu masuk museum, pengunjung akan disambut oleh arca dewi Durga. Dewi Durga adalah dewi kekuasaan, kekuatan, moralitas, dan perlindungan.

Masuk pada ruangan pertama, terdapat semacam ruang tamu yang berisikan koleksi topeng, dan senjata yang konon dulunya digunakan untuk berperang. Ada juga blangkon dan sampir yang pernah digunakan oleh pejabat-pejabat keraton. Di ruang ini juga terdapat sebuah televisi yang menanyangkan video mengenai sejarah dan informasi seputar Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran. Selain itu, yang tak kalah menarik, di ruangan ini juga terdapat music box bergambar bunga dan burung, dan Piala yang terbuat dari porselein berwarna merah gelap. Dua benda tersebut merupakan hadiah yang diberikan oleh Napoleon Bonaparte kepada Susuhunan Paku Buwono IV.

Wartawan Zags lanjut ke ruang berikutnya, yakni terdapat dua ruangan yang saling berhadapan dengan patung dada Johannes Albertus Wilkens di tengah jalan antara ruangan tersebut. Nama Johannes Albertus Wilkens tertulis jelas pada patung tersebut. Johannes Albertus Wilkens merupakan seorang ahli bahasa yang membuat kamus Jawa-Belanda.

Ruangan yang berada di sebelah kanan patung Johannes Albertus Wilkens, merupakan ruangan yang berisi koleksi keramik. Keramik-keramik tersebut merupakan peninggalan pada masa penjajahan Belanda. Menurut petugas, salah satu yang unik dari tempat ini adalah dipajangnya aneka piring dengan sebutan piring sewon. Piring sewon yang berasal dari kata sewon yang berarti seribu, adalah pirirng yang digunakan untuk memperingati 1000 hari meninggalnya seseorang. Kemudian di ruangan sebelah kiri patung Johannes Albertus Wilkens berisikan koleksi keris atau disebut Ruang Keris.

Masuk lagi ke dalam museum terdapat dua ruangan lagi yang saling berhadapan. Salah satunya merupakan Ruangan Perpustakaan yang berisi naskah-naskah kuno. Selain naskah ada juga koleksi buku-buku dengan mayoritas menggunakan bahasa Belanda dan Jawa, dan hanya beberapa berbahasa Indonesia.

Di seberang ruang naskah berdiri ruang Arca dan Perunggu. Arca-arca di ruangan ini berukuran kecil seukuran action figure. Arca-arca ini terdiri dari arca Dewi Sri, arca Dewi Durga, arca Dewa Siwa, dan masih banyak lagi. Selain Arca, di ruang ini juga terdapat prasasti yang diukir pada lempengan perunggu, salah satunya adalah prasasti Mantyasih.

Setelah itu masuk ke dalam ruang yang lebih luas, yakni ruang Etnografika. Di ruangan ini tersimpan gamelan Agung milik Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV. Di ruang ini juga terdapat beberapa koleksi wayang, di antaranya wayang Purwa, wayang Klithik, wayang Beber, dan masih banyak lagi.

Masuk lagi ke dalam museum, akan dijumpai ruangan yang cukup besar. Ruang ini disebut dengan ruang miniatur. Miniatur yang ada pada ruang ini di antaranya, Astana Imogiri, miniatur masjid Agung Demak dan miniatur Panggung Sanggabuwana. Selain itu, di ruangan ini juga disimpan koleksi uang-uang kuno dan beberapa manekin yang mengenakan baju adat Jawa yang berbeda-beda sesuai dengan kegunaannya

Beberapa koleksi Arca dan prasasti lainnya dapat dijumpai di sisi timur museum.

Museum Radya Pustaka dapat digunakan sebagai salah satu tempat edukasi untuk mengenal lebih jauh mengenai sejarah yang ada di Indonesia khususnya sejarah Keraton Surakarta.

Tak hanya itu, Susy salah seorang mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret, mengaku mencari buku lawas di Museum Radya Pustaka. “Saya disuruh oleh kakek saya mencarikan buku langka yang berjudul Serat Wirid Hidayat Jati, karya Ronggowarsito”, kata dia.
“Jadi, setelah kita menemuakn buku tersebut, bisa difotokopi, namun yang memfotokopikan harus pihak museum. Tidak boleh fotokopi sendiri apalagi dibeli, karena buku ini buku yang langka”, tambahnya.

Menurutnya, nilai budaya di tempat ini masih sangat kental. Terbukti dari dalam ruangan tercium aroma dupa dan bernuansa kejawen.

“Kalau kamu masuk Museum pas hatimu tidak memikirkan apa-apa rasanya adem banget. Dalam ruangannya juga masih terlihat sangat kejawen”, tandasnya.
Ia juga mengaku bahwa setiap buku yang ada di sini dirawat dengan baik. Meskipun sampul dari buku sudah sedikit rusak, tetapi tercium aroma wewangian yang khas. Ia juga menceritakan sang kakek pernah berkata bahwa setiap buku yang sakral harus diberi wewangian agar auranya keluar.

Foto : Istimewa
Penulis : Ardea Ningtias Yuliawati

Share:

Tentang ZAGS



Zagsnews adalah salah satu media online di Indonesia asal Kota Surakarta. Zags pertama kali hadir di internet pada 28 Oktober 2019. Informasi terbaru dan akurat yang disajikan zagsnews.blogspot.com menitikberatkan pada akurasi dan ketajaman berita dengan sumber informasi yang terpercaya.

Berkantor pusat di Jebres, Kota Surakarta, situs berita ini menyajikan berita-berita nasional, budaya, gaya hidup, olahraga, dan hiburan. Situs berita ini dimiliki dan dioperasikan oleh kelompok mahasiswa/ Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret (UNS) angkatan 2016.

Tujuan pembuatan portal berita ini adalah memberikan layanan informasi kepada masyarakat yang mudah diakses kapan pun dan di manapun. Dengan hadirnya portal berita ini diharapkan masyarakat dapat mendapatkan laporan informasi dengan perspektif berbagai sisi.

Kami berdiri di atas dan untuk semua golongan, serta non-partisipan. ZagsNews tidak bekerja untuk kepentingan politik mana pun.


SUSUNAN REDAKSI

Editor in Chief: Galih Bayu Aji

Managing Editor: Ardea Ningtias Yuliawati

Content Writer: Adi Priyo, Ardea Ningtias Yuliawati, Fajar Setiaji, Galih Bayu Aji , Putri , Ryanuri Rifki R, Sarah Dhiba Ashari, Zalita Alda Miarta

Graphic Designer: Adipriyo , Fajar Setiaji
 
IT/Web Developer : Ryanuri Rifki R.


PENANGGUNGJAWAB PER KANAL

Trending = Galih Bayu Aji

Budaya = Sarah Dhiba Ashari + Fajar Setiaji

Gaya Hidup = Ardea Ningtias Yuliawati + Putri

Olahraga = Ryanuri Rifki Ramadhan

Hiburan = Zalita Alda Miarta + Adipriyo Argo Prabowo


PENANGGUNG JAWAB BERITA TRENDING HARIAN

Senin : Galih Bayu Aji

Selasa : Fajar Setiaji

Rabu : Adipriyo Argo Prabowo

Kamis : Zalita Alda Miarta

Jumat : Ardea Ningtias Yuliawati

Sabtu : Ryanuri Rifki Ramadhan + Putri

Minggu = Sarah Dhiba Ashari
Share:

Recent Posts

Label