Atap JPO Sudirman Dicopot, Netizen Beri Komentar Beragam


ZAGS – Pencopotan atap Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, menuai pro-kontra dari masyarakat khususnya warga DKI Jakarta. 

Dikutip dari detik.com, Anies memerintahkan Dinas Bina Marga untuk mencopot atap JPO Sudirman. Anies mengatakan dan meyakini bahwa JPO akan menjadi tempat selfie karena pemandangan gedung di malam hari bagus sekali, begitu juga dengan sore dan siang hari. Lebih lanjut ia menambahkan apabila atap JPO di copot, akan menjadi tempat ruang terbuka. 

Keputusan Gubernur DKI ini mendapat tanggapan beragam, kritik terus berdatangan khususnya dari pejalan kaki. Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus menghimbau agar JPO tersebut sebaiknya dirobohkan saja dan diganti dengan zebra cross yang lebih bermanfaat. 

“Pejalan kaki kan bukan hanya kita yang sehat, tapi ada juga yang berkebutuhan, seperti lansia, penyangdang disabilitas, lalu anak-anak yang ototnya baru tumbuh. Nah, itu yang harus dipikirkan,” ujar Alfred (7/11), dikutip dari republika.co.id

Hal ini sejalan dengan banyak respon warganet yang mengkritik keputusan pencopotan atap JPO Sudirman supaya menjadi JPO instagramable. Banyak pula dari warganet yang memberikan respon positif atas keputusan Anies Baswedan. Berikut pantauan tim Zagsnews, di lini masa twitter, Sabtu (9/11)

“Soal JPO aja ribut. Dulu mah di JPO itu orang jualan. Bahkan motor aja lewat. Sekarang dibuat cantik malahh ribut. Soal tidak beratap: dulu ketika kita turun diujungnya juga kan kehujanan. Karena ini bukan JPO dari gedung ke gedung. Penting JPO yang masih beratap rapikan juga mas Anies!” Cuit politikus Partai Demokrat, Jansen Sitindaon dalam akun twitternya @jansen_jsp pada Jumat (8/11)

Hal berbeda diungkapkan oleh akun twitter @wisanggeni_11 yang mengomentari unggahan berita detik.com di twitter.

“Orang yang lewat JPO biasanya jalannya buru-buru pak @aniesbaswedan, gak butuh pemandangan. Yang penting aman dan nyaman. Lebih baik atap tetap ada, tapi tutup samping kanan dan kiri agak dikurangi, jangan terlalu tinggi agar tidak sumpek dan jika ada aksi kejahatan kelihatan dari bawah,” ujar @wisanggeni_11

Lebih lanjut, ia menjelaskan JPO tanpa atap ini akan membahayakan pejalan kaki, mengingat Indonesia merupakan negara tropis dan sebentar lagi memasuki musim hujan.

“Kalau sedang hujan, angin di antara gedung tinggi seperti Sudirman dan Thamrin kencang sekali, apalagi posisi di atas, seperti JPO. Dijamin payung kalau gak terbang ya patah. Dan di jalan sempit seperti itu semua bawa payung pasti sangat tidak nyaman. Naik/turun tangga bisa kepleset karena ketutup payung.” Tutur akun @wisanggeni_11

Foto: Tirto.id
Editor: Zalita Alda Miarta
Sumber: detik.com, twitter.com, republika.co.id
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Recent Posts

Label