Budaya Tradisional Harus Tetap Dikenal Milenial





ZAGS -- Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Solo memiliki progam kerja yang harus dilaksanakan tiap tahun. Salah satu progam kerja dari Diskominfo yakni “Pentas Kethoprak Forum Komunikasi Media Tradisional.” Progam Kerja ini sudah didanai oleh pemerintah kota semenjak tiga tahun yang lalu, dan dalam satu tahun pementasan ketoprak sebagai forum komunikasi media tradisional dilakukan selama empat kali. 

Tahun 2019 ini, Diskominfo sudah melakukan pementasan tersebut di tiga tempat seperti Sekolah, Lembaga Pemasyarakatan, Car Free Day dan yang terakhir ini diadakan di Kelurahan Joglo, Banjarsari, Solo. Dalam setiap pementasan yang akan dilakukan, naskah yang akan dibawakan disesuaikan terlebih dahulu oleh situasi yang ada di daerah tersebut. Gunanya agar dengan adanya komunikasi melalui pementasan yang dilakukan ini, masyarakat juga bisa menerima pesan yang baik untuk diterapkan dalam lingkungan.


Pementasan terakhir berada di Kelurahan Joglo, Banjarsari, Solo. Dimana Kelurahan ini merupakan Kelurahan baru dari pemekaran Kadipiro. Tema yang di ambil pada pementasan ini “Lakon Kembang Cempaka Mulya” Partisipasi masyarakat dalam mewujudkan dan mengembangkan wilayah baru. Jaman sekarang mungkin menggunakan media tradisional untuk forum komunikasi sangat jarang di dengar, banyak yang sudah beralih dengan meggunakan elektronik, radio, televisi, cetak, baliho ataupun yang lainnya. Padahal dengan menggunakan media tradisional selain kita bisa mendapatkan hiburan sekaligus pesan yang ada, kita juga bisa ikut melestarikan budaya tradisional itu sendiri. 

Menurut Isnan Wihartanto SH salah satu anggota Diskominfo Kota Solo yang Zag’s temui kemarin, beliau menyampaikan bahwa adapun alasan menggunakan media kethoprak yang tentunya media ini masuk pada media tradisional dikarenakan adanya keinginan Solo menjadi kota percontohan bagi kota lain karena tetap mengguanakan media lain (media kethoprak) meskipun sekarang sudah masuk ke jaman digitalisasi dan jangan sampai meninggalkan media tradisional. Selain itu, beliau juga menyampaikan, pemilihan kethoprak menjadi media dikarenakan pakem kethoprak lebih luwes, dan alur ceritanya juga mudah diterima.

Penulis        : Sarah Dhiba
Foto        : Dok/Zags/Sarah
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Recent Posts

Label