Berawal dari Rasa ingin Tahu, ini Cerita Perempuan Tidak Perawan


ZAGS – Beberapa waktu lalu isu mengenai seorang atlet yang dipulangkan karena tidak perawan menjadi sorotan dan perbincangan di media sosial. Namun, ada beberapa orang secara terang-terangan mengaku dirinya sudah tidak perawan karena keinginan. Berikut curhatan beberapa mahasiswa yang mengaku tidak perawan dan belum pernah menikah.

V,21 Mahasiswa Jakarta mengaku dirinya sudah tidak perawan sejak kelas 1 SMA. Awalnya penasaran dan ingin merubah seseorang, namun ia mengaku dirinya sendiri yang rusak karena keperawanannya direnggut. 

“Saya sudah tidak perawan sejak kelas 1 SMA. Karena kepo sih. Terus tadinya sok-sok ingin merubah seseorang gitu, eh Taunya aku yang rusak,” kata V pada Ezags Minggu, (8/12/2019)
Ia juga mengaku khawatir dengan hal yang telah ia lakukan karena menurutnya masyarakat memandang buruk perempuan yang sudah tidak perawan dan belum menikah. 

Selain itu, dirinya juga merasa takut mendapat respon yang buruk dari suaminya kelak. 

“Saya juga sempat kepikiran kayak misalkan saya  nanti menikah terus suami  tau jika saya tidak utuh lagi. Nah, saya takut responnya. Tetapi ya saya mencoba meyakinkan diri lagi sih. Seseorang worth it atau enggaknya bukan berdasarkan dia masih perawan atau enggak. Itu menurutku,” tandasnya
Cerita lain datang dari NS,21 seorang mahsiswa asal Jawa Tengah juga mengaku saat pertama kali berhubungan seks karena hanya ingin mencoba-coba saja. 

“Awalnya saya hanya coba-coba saja. Ya, karena memang mau sama mau. Dan saya juga mencintai orang tersebut,” kata NS pada Ezags Jumat, (6/12/2019).

“Saat itu awal ceritanya, saya bertemu dengan orang, dan saya memiliki harapan memiliki hubungan yang lebih dengan dia. Saya pikir dengan itu mungkin kita bisa berhubungan lanjut,” katanya.
Ia juga mengaku setelah melakukan itu tidak begitu menyesal.

“Setelah melakukan hubungan ya ada senangnya, pahaitnya, keselnya juga. Kalau menyesal ya menyesal, tapi tidak terlalu menyesal. Ya aku sempat merasa kecewa dan sakit hati kepada diriku sendiri, karena saya pikir saya terlalu bodoh hanya termakan cinta saja atau janji palsu,” katanya.

Ternyata setela ia melakukan hubungan seks dan berharap memiliki hubungan lanjut, itu tidak terjadi. Dia terlalu berharap lebih dengan orang yang dicintai.

Namun, ia mengaku bahwa setelah melakukan hubungn seks satu kali ia merasa memerlukan hal itu. 

“Jadi, terkadang emang menyesal setelah melakukan, tapi memang tidak bisa dipungkiri kamu memang butuh itu,” katanya. 

Dia juga sempat menangisi hal yang menimpa dirinya. Ia juga sempat merasa jijik dengan dirinya sendiri kala itu. Tetapi lambat laun ia mulai sadar dan tidak mempedulikan lagi bahwa ia perawan atau tidak, karena itu memang sudah menjadi keputusannya. 

Mengenai pasangan ia juga mengaku bahwa jika ingin menjadi pasangannya juga harus menerima kehidupannya. 

“Perawan bukan number one buat saya. Apapun yang saya lakukan akan jika membuat saya nyaman dan happy menjalaninya ya akan saya lakukan. Meskipun saya juga tahu kalau itu salah melanggar aturan dan norma yang berlaku. Saya berani melakukan itu berarti juga harus siap menerima resikonya,” tambahnya.

Ia juga berkata bahwa semua  tidak harus dipandang dari seseorang perawan atau tidak. Yang terpenting menurutnya ia tidak merugikan orang lain dan bersosialisasi seperti orang lain pada umumnya. 

“Kalau saya konsepnya terserah mau orang itu memandang saya seperti apa. Pemikiran-pemikiran seperti yang jijik lah, enggak mau temenan lah dengan orang yang tidak perawan itu menurutku enggak banget ya. Di era modern ini, di zaman yang sudah maju ini menurut saya pemikiran-pemikiran seperti itu sudah ketinggalan zaman. Bodoamat  juga dengan pemikiran orang-orang yang seperti itu ,” tandasnya.

Menurut Jurnal yang ditulis oleh Fitria Dian Istianie dengan judul Pandangan Keperawanan Di Indonesia perawan atau perjaka adalah pilihan bagi setiap individu yang menjalaninya. Hal tersebut seharusnya tidak berhubungan dengan  pendidikan, tuntutan, moral, ataupun campur tangan lingkungan sekitar. Tidak perawan dan tidak perjaka bukanlah sebuah tindak kriminal yang harus didiskriminasi. Karena sebenarnya masih banyak hal yang lebih penting untuk di tanggulangi daripada hanya mengurusi keperawanan yang menyudutkan perempuan. Seperti pencegahan HIV/AIDS, maraknya perkosaan, penanggulangan narkoba, dan lain-lain yang hingga saat ini masih menjadi polemik di Indonesia.


Penulis : Ardea Ningtias Yuliawati
Foto : hallosehat.com


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Recent Posts

Label